Nilai Barang, Nilai Pakai, Nilai Tukar, Teori Nilai Guna (Utility)

Bacalah !

Download Software Full Version (password : blog6969blog.blogspot.com)

Nilai Barang, Nilai Pakai, Nilai Tukar, Teori Nilai Guna (Utility)


Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Nilai Barang

Nilai pakai adalah nilai kegunaan barang untuk dipakai memenuhi kebutuhan hidup.

Nilai pakai dibedakan menjadi dua yaitu nilai pakai subjektif dan nilai pakai objektif.
a. Nilai Pakai Subjektif
     Nilai pakai subjektif adalah kemampuan barang untuk dipakai memenuhi kebutuhan

     hidup bagi setiap individu secara pribadi (untuk diri sendiri). Contohnya, sebuah alat
     pertukangan seperti palu bagi seorang tukang kayu adalah barang yang sangat berguna
     dan mempunyai nilai pakai yang tinggi bagi pekerjaannya.
b. Nilai Pakai Objektif
     Nilai pakai objektif adalah kemampuan barang secara umum untuk dipakai memenuhi

     kebutuhan hidup. Contohnya, baju akan mempunyai nilai pakai yang sama bagi semua
     orang yaitu dipakai untuk melindungi tubuh.
 

Nilai tukar adalah kemampuan barang untuk ditukar dengan barang lain, baik ditukar
dengan uang atau barang lain. Nilai tukar dibedakan menjadi dua yaitu nilai tukar subjektif dan nilai tukar objektif.
a. Nilai Tukar Subjektif
     Kemampuan barang untuk ditukar dengan barang lain dan bersifat individualis,

     artinya bahwa antara orang yang satu dengan yang lain berbeda, tergantung sudut
     pandang dan kondisi orang yang memiliki barang tersebut (pemiliknya).
     Contohnya, orang Asia khususnya Indonesia makanan pokoknya nasi, namun apabila
     nasi ini ditukar dengan roti atau kentang untuk menggantikan nasi sebagai makanan
     pokok tentu saja tidak akan mau, sebab nasi sudah menjadi makanan pokok secara
     turun temurun.
b. Nilai Tukar Objektif
     Kemampuan suatu barang untuk ditukar dengan barang lain yang berlaku secara
     umum.
     Contohnya, pada umumnya orang yang sedang menulis dengan menggunakan
     bolpoint, tidak berkeberatan jika diganti dengan spidol.

Teori Nilai Guna (Utility)
Menurut teori nilai guna, setiap barang mempunyai daya guna atau memberikan
kepuasan kepada konsumen yang menggunakan barang. Jadi, jika seorang konsumen meminta sesuatu jenis barang, pada dasarnya yang diminta adalah nilai guna (utilitas) barang tersebut.
Nilai guna (utilitas) adalah kepuasan dan kenikmatan yang diperoleh seseorang dalam mengonsumsi barang dan jasa. Kepuasan yang semakin tinggi akan menambah tinggi pula nilai guna atau utilitydari barang tersebut. Teori nilai guna dapat digolongkan manjadi dua macam, yaitu nilai guna total (total utility) dan nilai guna marjinal (marginal utility).

Nilai Guna Total (Total Utility)
Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengonsumsi sejumlah barang tertentu.

Nilai Guna Marjinal (Marginal Utility)
Nilai guna marjinal berarti pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu. Nilai guna marjinal (marginal utility) hanya berlaku dengan beberapa asumsi berikut ini.
a. Nilai guna dapat diukur.
b. Konsumen bersifat rasional sehingga perilakunya dapat dipahami secara logis.
c. Konsumen bertujuan untuk memaksimumkan utilitasnya.


Tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dalam mengonsumsi barang atau jasa akan semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsi barang tersebut, sehingga pada akhirnya nilai guna akan menjadi negatif apabila konsumsi barang tersebut ditambah satu unit lagi, nilai guna total akan menjadi bertambah sedikit. Hipotesa ini tertuang dalam Hukum Gossen, yang menyatakan: “Jika pemenuhan kebutuhan akan suatu jenis barang dilakukan secara terus menerus maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi, namun semakin lama kenikmatan tersebut semakin menurun sampai akhirnya mencapai batas jenuh”.

Dengan demikian ; bahwa "terdapat tambahan kepuasan yang semakin menurun dengan semakin banyaknya suatu barang yang dikonsumsi (Law Diminishing Marginal Benefit)".


Teori Perilaku Konsumen
Faktor penyebabnya antara lain sebagai berikut.
a. Pengetahuan konsumen tentang kualitas barang terbatas.
b. Adanya persaingan dari para konsumen.
c. Kecenderungan konsumen bersifat masa bodoh terhadap situasi harga di pasar.
d. Adanya tradisi yang kuat, sehingga memengaruhi tingkah laku konsumen.

Perilaku konsumen juga sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan, yang mengatakan bahwa bila harga naik maka permintaan turun. Sebaliknya bila harga turun, maka permintaan naik, dengan catatan keadaan yang lain ceteris paribus.
Ada dua pendekatan konsumen berperilaku seperti hukum permintaan, yaitu sebagai berikut.
a. Pendekatan Marginal Utility
Pendekatan ini bertitik tolak pada anggapan bahwa kepuasan ( utility ) setiap konsumen bisa diukur dengan uang atau dengan satuan lain, sehingga konsumen selalu berusaha mencapai kepuasan total yang maksimum.
b. Pendekatan Kurva Indiferen (Indifference Curve )
Kurva indiferen adalah kurva yang menunjukkan kombinasi konsumen antara dua macam barang, yang memberikan tingkat kepuasan sama bagi konsumen. Kurva indiferen memiliki beberapa ciri atau sifat antara lain:
1) mempunyai kemiringan (slope) negatif, artinya miring dari kiri atas ke kanan bawah,
2) bila kedudukannya lebih tinggi menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi,
3) tidak pernah saling berpotongan dengan kurva indiferen yang lain,
4) cembung ke titik asal (titik 0).



Indifference CurveKeterangan:
OX : jumlah konsumsi barang X
OY : jumlah konsumsi barang Y
AB : garis pendapatan (budget line ) atau garis anggaran
IC 1 : kurva yang belum menunjukkan kepuasan optimum, karena masih ada sisa anggaran (seperti gambar yang diarsir)
IC 2/M : tingkat kepuasan konsumen
Kepuasan optimum konsumen dicapai bila seluruh anggaran yang dimiliki dapat dipakai untuk membeli barang
IC 3 : kurva yang semakin menunjukkan kepuasan optimum, tetapi anggaran tidak cukup



Disjikan dari berbagai sumber