Teori Perilaku Konsumen

Bacalah !

Download Software Full Version (password : blog6969blog.blogspot.com)

Teori Perilaku Konsumen


Get Paid To Promote, Get Paid To Popup, Get Paid Display Banner

Teori Perilaku Konsumen

1. Menurut Engel
Engel, seorang sarjana ekonomi Jerman menyatakan: “Semakin kecil pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk konsumsi. Dan sebaliknya, semakin besar pendapatan, semakin besar bagian pendapatan itu ditujukan untuk tabungan.” Oleh karena itu, tidak heran bila orang kaya akan semakin kaya dan orang miskin menjadi semakin miskin. Karena orang kaya semakin besar tabungannya, sedangkan orang miskin tidak punya kesempatan menabung, bahkan mereka harus berutang untuk memenuhi konsumsinya.

2. Menurut Keynes
Bila dikatakan dengan pendapatan, konsumsi adalah bagian pendapatan yang dibelanjakan untuk kebutuhan konsumsi. Adapun tabungan adalah bagian pendapatan yang disimpan atau tidak dibelanjakan. Oleh karena itu, besar pendapatan sama dengan besar konsumsi ditambah besar tabungan.

Bisa ditulis        Y = C + S
Keterangan
                      Y = pendapatan
                      C = konsumsi
                      S = tabungan

“Setiap pertambahan pendapatan akan menyebabkan pertambahan konsumsi dan pertambahan tabungan”.

Bisa ditulis       Y= C + S
Keterangan
                            Y = pertambahan pendapatan
                            ∆C = pertambahan konsumsi
                            ∆S = pertambahan tabungan
Untuk memahami rumus tersebut, perhatikan contoh berikut.

Contoh Soal  
1. Andini memiliki pendapatan Rp1.000.000,- Dibelanjakan untuk konsumsi
    Rp700.000,-
   Berapakah tabungan Andini?
   Jawab:
                Tabungan Andini = S
                Y = C + S
                Rp1.000.000,- = Rp700.000,- + S
                S = Rp1.000.000,- – Rp700.000,-    ---> S = Rp300.000,-
                Jadi, tabungan Andini adalah Rp300.000,-

2. Ketika pendapatan Dani Rp600.000,-, jumlah konsumsinya Rp400.000,-
    dan tabungannya Rp200.000,-. Ketika pendapatan naik menjadi Rp1.000.000,-,
    jumlah konsumsinya Rp700.000,- dan tabungan Rp300.000,-.
    a. Berapakah pertambahan pendapatan (Y)?
    b. Berapakah pertambahan konsumsi (C)?
    c. Berapakah pertambahan tabungan (S)?
    d. Buktikanlah bahwa DY = DC + DS
    Jawab:
             a. Y = Rp1.000.000,- – Rp600.000,- = Rp400.000,-
             b. C = Rp700.000,-     – Rp400.000,- = Rp300.000,-
             c. S = Rp300.000,-     – Rp200.000,- = Rp100.000,-
             d. Y = C + DS ---> Rp400.000,- = Rp300.000,- + Rp100.000,-
                 Jadi, terbukti bahwa DY = DC + DS

3. Menurut Gossen
    Umumnya konsumen akan berusaha memenuhi atau memuaskan semua
    kebutuhannya sebaik mungkin, baik secara vertikal maupun horizontal.
    Pemuasan kebutuhan secara vertikal adalah pemuasan kebutuhan terhadap
    satu jenis barang, sedangkan pemuasan horizontal adalah pemuasan kebutuhan
    pada berbagai jenis barang.
    Hukum Gossen I yang disebut Hukum Guna Marginal yang Terus Menurun:
    “Bila jumlah barang yang dikonsumsi pada waktu tertentu terus ditambah,
    maka guna total yang diperoleh akan bertambah, tetapi guna marginal akan
    semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan, guna total akan
    menurun dan guna marginal menjadi nol, bahkan di bawah nol.”

Jumlah gelas yang diminum
Guna  Total (Total Utility)
Guna Marginal (Marginal Utility)
0
0
0
1
30
30
2
50
20
3
65
15
4
65
0
5
55
-10
6
55
-20

total dan marginal utility










Keterangan:
a. Guna total (total utility) adalah seluruh guna yang diperoleh saat mengonsumsi sejumlah barang
b. Guna marginal (marginal utility) adalah tambahan guna yang disebabkan adanya tambahan barang yang dikonsumsi.

Kombinasi Barang yang Mewujudkan Kepuasan Sama (Analisis Kurva Indifferen)
Seorang konsumen yang pendapatannya terbatas, dapat memaksimumkan kepuasannya terhadap barang dan jasa yang menjadi preferensinya dengan memilih kombinasi konsumsi atas barang-barang yang dikonsumsi. Kombinasi konsumsi dua macam barang dari seorang konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang sama ditunjukkan dengan analisis kurva indifferen. Dengan analisis kurva indifferen konsumen tidak perlu mengetahui nilai guna (utility) secara absolut yang dapat diperoleh dari kombinasi tertentu dari kedua jenis barang tersebut. Ia hanya perlu membuat urutan preferensi yang lebih menguntungkan bagi dirinya dan tentunya urutan tersebut dibuat berdasarkan utilitasnya, sehingga kombinasi barang yang mempunyai nilai guna yang lebih tinggi akan lebih disukainya.
Dengan demikian tingkat kepuasan seseorang dalam mengonsumsi barang dan jasa tidak dapat dihitung dengan uang atau angka atau satuan lainnya, tetapi dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah atau dengan skala ordinal seperti ke-1, ke-2, ke-3, dan seterusnya.
Dalam analisis kurva indifferen juga digunakan asumsi-asumsi yang sama seperti pada marjinal utiliti. Berikut ini asumsi-asumsi yang digunakan dalam analisis kurva indifferen.
1. Rasionalitas, dengan dana dan harga pasar tertentu, konsumen dianggap selalu
    akan memilih kombinasi barang yang akan mendatangkan nilai guna atau kepuasan
    maksimum.
2. Konsumen dianggap mempunyai informasi yang sempurna atas uang yang tersedia
    baginya serta informasi harga-harga yang ada di pasar.
3. Konsumen perlu mempunyai preferensi yang disusun atas dasar besar kecilnya nilai
    guna, walaupun besarnya nilai guna itu sendiri secara absolut tidak perlu diketahui.


Pemahaman mengenai Hukum Gossen II dapat dilihat pada contoh tabel berikut ini.

tabel kombinasi barang untuk mewujudkan kepuasan

Berdasarkan tabel di atas dapat dibuatkan kurva sebagai berikut:

kurva indefferen



Dari data pada tabel dan kurva di atas, terlihat bahwa semua kebutuhan 
dapat terpenuhi pada titik mana pun dan tingkat kepuasan yang didapat juga sama.



















Sifat-Sifat Khusus Kurva Indifferen

1. Kurva indifferen mempunyai kemiringan (slope) negatif  
(miring dari kiri atas
    ke kanan bawah).
2. Kurva indifferen yang lebih tinggi kedudukannya menunjukkan tingkat kepuasan
    yang semakin tinggi.
3. Kurva indifferen tidak pernah berpotongan dengan kurva indifferen lainnya.
4. Kurva indifferen cembung ke titik asal (titik 0).



Disajikan dari berbagai sumber.